Wartadaerah.com, Bengkulu – Masyarakat Bengkulu harus siap merogoh kocek lebih dalam. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menunjukkan inflasi year-on-year (y-on-y) September 2025 mencapai 2,57 persen, membuat biaya hidup semakin berat.
Tak main-main, dua daerah jadi sorotan utama: Kabupaten Mukomuko mencatat inflasi tertinggi sebesar 4,09 persen, sementara Kota Bengkulu mengalami inflasi 2,08 persen.
Kepala BPS Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME, mengungkapkan kelompok pengeluaran yang paling “mencekik” masyarakat adalah Makanan, minuman, dan tembakau naik 7,07 persen, Perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 6,03 persen, Penyediaan makanan/minuman (restoran) naik 1,57 persen
“Cabai merah, beras, bawang merah, hingga rokok kretek mesin menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Bengkulu,” jelas Win Rizal.
Menariknya, ada sektor yang justru turun, yakni pendidikan sebesar 8,77 persen dan perlengkapan rumah tangga turun 0,34 persen. Namun, penurunan ini tak cukup menahan laju kenaikan harga kebutuhan pokok sehari-hari.
Komoditas yang paling besar menyumbang inflasi di Bengkulu adalah cabai merah, yang memberi andil hingga 0,83 persen. Selain itu, harga emas perhiasan, daging ayam ras, hingga minyak goreng juga ikut menambah beban hidup masyaraka
Inflasi bulanan (month-to-month) Bengkulu pada September 2025 bahkan mencapai 0,97 persen, sementara inflasi year-to-date sebesar 2,10 persen. Angka ini menunjukkan biaya hidup masyarakat kian melambung, terutama bagi keluarga dengan pengeluaran besar di sektor pangan.
“Inflasi ini menunjukkan bahwa harga kebutuhan pokok masih menjadi tantangan utama di Bengkulu. Jika tidak ada langkah konkret pengendalian harga, masyarakat akan terus terbebani,” tegas Win Rizal. (red)









