BENGKULU – Penentuan jabatan kepala sekolah dan kepala puskesmas di Kota Bengkulu ternyata tidak hanya ditentukan dari hasil asesmen. Hal ini diungkap langsung oleh Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, usai membuka kegiatan asesmen kepegawaian yang diikuti ratusan ASN.
Menurut Dedy, asesmen memang menjadi instrumen penting untuk mengukur kemampuan, inovasi, serta kompetensi pejabat. Namun, ia menegaskan bahwa penilaian tidak berhenti pada angka tes semata. Ada banyak variabel lain yang dipertimbangkan sebelum keputusan akhir ditetapkan.
“Saya tengok juga nanti kanan-kiri hasil individunya. Misal hasil dengan BKPSDM, Sekda, kemudian stakeholder yang lain. Bagaimana kepala sekolah ini, bagaimana kapuskes ini. Jadi, bukan hanya hasil asesmen, tetapi juga ada penilaian menyeluruh,” kata Dedy, Senin (29/9).
Ia menekankan bahwa kepala sekolah dan kepala puskesmas adalah ujung tombak dalam pelayanan publik, sehingga yang dibutuhkan bukan hanya orang pintar, tetapi juga figur yang berintegritas, ikhlas, dan mampu memberi karya terbaik bagi masyarakat.
“Intinya kita ingin kepala sekolah yang mampu membawa anak-anaknya pintar dan berkarakter. Untuk puskesmas, saya ingin ada kepala yang bisa bekerja dengan hati, memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Itu yang menjadi kunci,” tegasnya.
Sementara itu, asesmen kepegawaian Pemkot Bengkulu tahun ini diikuti oleh 699 peserta, terdiri dari pejabat administrator, pengawas, fungsional, kepala sekolah, hingga kepala puskesmas.
Kepala BKPSDM Kota Bengkulu, Achrawi, menambahkan bahwa asesmen bertujuan untuk memetakan potensi ASN agar ditempatkan sesuai bidangnya. Hasil asesmen juga menjadi dasar pengembangan karier dan promosi jabatan secara objektif.
“Asesmen ini membuktikan bahwa ASN Kota Bengkulu memiliki kualitas dan profesionalisme yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan publik yang baik dan optimal,” ungkap Achrawi. (Red)









