Irwasda Polda Bengkulu Ikuti Forum Pembelajaran Cyber Security dan Penanggulangan Kejahatan Siber

BENGKULU – Pada hari hari ini (25/07/24) pukul 10.00 WIB, Irwasda Polda Bengkulu Kombes Pol Asep Teddy, S.IK, MM mengikuti forum belajar bersama melalui Zoom Meeting dengan narasumber Prof. Yudho Giri Sucahyo, S.Kom., M.Kom., Ph.D., dan Secretary of Puslabfor Bareskrim Polri Kombes Pol. Muhammad Nuh Al-Azhar, MSc., CHFI., CEI., ECIH. Kegiatan yang bertema “Pemahaman Terhadap Cyber Security dan Penanggulangan Kejahatan Siber bagi Anggota Polri” ini dipimpin oleh Karojakstra Srena Polri Brigjen. Pol. Sambodo Purnomo Yogo, S.I.K., M.T.C.P, didampingi Wakaposko Presisi Mabes Polri Brigjen. Pol. Dr. Indarto, S.H., S.Sos., S.I.K., M.Si, beserta anggota Posko Presisi. Acara ini diadakan di ruangan aula Rupatama Awaloedin Djamin Polda Bengkulu.

Dalam penyampaiannya, Prof. Yudho Giri Sucahyo menggarisbawahi beberapa poin penting, termasuk pengarahan Presiden Republik Indonesia pada Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2022. Presiden menekankan pentingnya memiliki talenta digital yang memahami berbagai aspek teknologi seperti artificial intelligence, cloud computing, dan blockchain.

“Pertarungan kita ke depan adalah teknologi,” kata Presiden.

Prof. Yudho juga menjelaskan visi Indonesia emas 2045 yang mencakup beberapa aspek penting:

1. Mewujudkan ekosistem digital yang inklusif dan kolaboratif berbasis inovasi.

2. Mempercepat transformasi digital nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan keamanan nasional.

3. Mengembangkan ekosistem digital yang berkesinambungan dengan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan.

4. Membuat regulasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.

5. Meningkatkan pemahaman digital di masyarakat untuk meminimalisir dampak negatif teknologi.

Selain itu, Prof. Yudho menekankan pentingnya monitoring aktivitas ancaman siber pada Data Center Polri melalui identifikasi, deteksi, analisis, penyelidikan, pelaporan, serta respons dan recovery sistem.

Sementara itu, Kombes Pol. Muhammad Nuh Al-Azhar memaparkan beberapa kasus pembobolan siber yang pernah terjadi, termasuk kasus hacker di bank ternama Indonesia dan jaringan pipa BBM di Amerika Serikat.

“Kebanyakan kasus pembobolan terjadi karena sistem security yang lemah. Kita membutuhkan Cyber Security dan Digital Forensik untuk menangkal serangan siber,” jelasnya.

Kombes Pol. Muhammad Nuh juga menekankan pentingnya digital forensik untuk pembuktian kepada masyarakat terkait kasus-kasus serangan siber dan pentingnya pembangunan digital literasi untuk mencegah masyarakat menjadi korban serangan siber.

“Jika komputer kita memiliki antivirus, silahkan diperbaharui dengan antivirus terkini dan berbayar sehingga komputer-komputer kita aman dari serangan virus,” tambahnya.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anggota Polri mengenai keamanan siber dan penanggulangan kejahatan siber, guna mendukung tugas-tugas kepolisian yang semakin kompleks di era digital. (Rls)